Postingan

Jangan Marah Bila Kutulis - I

 Ditepi kayu bakar, dihangatnya sepi, Laskar di selimuti keresahan. Di pinggir lembut ombak, dibisikan air, Laskar dipukul bimbang. Ia harus meninggalkan pacarnya yang sudah menjalin hubungan selama setengah semester, meninggalkan kura-kuranya yang telah ia rawat dari sekolah dasar, meninggalkan keluarganya yang sangat mencintainya dan harus mengambil keputusan untuk tinggal atau meninggalkan. Waktu telah begitu larut purnama, Laskar berat memikirkan nama-nama orang yang akan merindukannya. Pendidikan begitu penting bagi hidupnya, terutama Laskar bercita-cita menjadi penyiar Radio. Galga Dwipa adalah sosok utama yang meracuni dirinya untuk mengejar profesi tersebut, Ia seorang penyiar kharismatik dengan suara serak khasnya. Laskar perlu memberi banyak nutrisi ditubuhnya karena selama kurang lebih 8 semester ia harus tinggal sendiri dikota yang berada di pulau tatangga. Ibunya yang tuna rungu hanya bisa memberinya nasihat sebulan sekali, itu juga kalau pengiriman tak ada hambatan. Aya

Firman Harian (Surat ke- VI)

Kasar Seandainya aku bisa  menggaruk rindu dipunggung ku. Seandainya. Kau dipotong oleh waktu yang tega, hingga kecil-kecil kelopak bunga.  Kiamatku hanyalah jarak dan; rindu yang tamak; Rindu yang ternak; Rindu yang biak. Fak.  (18/05/2023) 

Firman Harian (Surat ke- V)

Sawah Rindu itu reuni di sawah belakang, tempat kita berlari sambil berdendang. Dulu aku bermain layangan bersama kemeja yang kegedean. Dari senja hingga dijemput Bunda. Sekarang Ayahku menggantung pacul untuk menghadapi hidup yang gaul. Tanahnya telah menjadi swasta, negerinya sudah menjadi loba.  (13/05/2023)